Efek Globalisasi dan
pemanasan Global membuat trend untuk memulihkan kondisi lingkungan, Eco-Living
Style. Dengan Semboyan “Save the earth, Save the Energy”. Kita kaum Wanitapun
dapat ambil bagian program tersebut, yaitu memulai dari Dapur.
Dapur merupakan ruang
yang familiar bagi wanita, yaitu sebagai ruang mengolah bahan makanan dan
minuman, mulai dari bahan mentah hingga siap tersajikan. Selain itu, dapur juga
sebagai tempat mencuci bahan makanan, dan peralatan makan dan masak. Hal
tersebut mengharuskan area ini cukup ketersediaan air, api, listrik, gas, dan
bahan bakar lainnya. Elemen-elemen pendukung aktivitas dapur tersebut perlu
diperhatikan jumlah pemakaiannya agar efek global warming tidak semakin meluas,
yaitu dengan cara menghemat.
Langkah penghematan
Energi di Dapur sebagai berikut.
- Dari
segi Ruang, Usahakan area dapur memiliki bukaan ventilasi berupa jendela,
minimal sebesar 20% dari luas lantai. Pemanfaatan cahaya matahari yang
optimal dapat menghemat energi karena meminimalisir penggunaan lampu.
Namun, jika ruang tidak memungkinkan untuk adanya ventilasi dan tak dapat
dilakukan renovasi, cobalah untuk menggunakan lampu hemat energi dan
pasang cookerhood atau exhaust fan untuk sirkulasi
udaranya.
- Dapur
juga sebaiknya memiliki pencahayaan buatan yang cukup terang untuk malam
hari. Penerangan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan ruangan (tidak
redup dan tidak silau) untuk melakukan setiap pekerjaan dan melihat
perubahan warna makanan. Penerangan yang terlalu redup atau terlalu terang
dapat menyebabkan mata tegang dan lelah. Disarankan menggunakan lampu neon
atau fluorescent agar hemat energi.
- Pada
saat memasak, tutuplah panci/penggorengan untuk mencegah hilangnya panas
yang dihasilkan oleh api. Hal tersebut dikarenakan panas terbuang maka
bahan bakar yang dipakai juga akan semakin boros dan makanan lebih lama
matangnya.
- Pastikan
permukaan bagian bawah wajan atau panci menutupi seluruh coil kompor
(nyala api kompor). Jika Anda melihat nyala api muncul dari permukaan sisi
bawah atau samping wajan atau panci, ini berarti telah terjadi pemborosan
energi. Hal ini dikarenakan pendistribusian panas menjadi tidak efisien. Pergunakanlah
wajan atau panci yang diameternya lebih besar daripada diameter coil kompor
(nyala api kompor).
- Gunakan
peralatan masak Multifungsi untuk memasak beberapa masakan sekaligus.
Misalnya, menanak nasi sekaligus mengukus sayuran atau menghangatkan lauk.
Dengan demikian energi yang dipakai terfokus pada satu alat masak.
- Penggunaan
alat masak yang berbahan dasar tebal dan keras, contohnya Teflon,
bertujuan supaya pendistribusian panas lebih efisien dan masakan lebih
cepat matang.
- Matikan
oven atau kompor sebelum masakan benar-benar matang. Biarkan sisa panas
yang masih “menempel” pada wajan atau panci yang melanjutkan proses
pematangan masakan Anda.
- Jika
akan memanaskan makanan, alihkan menggunakan kompor. Karena pemanasan
dengan kompor membutuhkan energi lebih sedikit daripada pemanasan dengan
microwave.
- Panci
tekanan tinggi (jika Anda memilikinya) juga mendukung program eco-living,
karena panci jenis ini benar-benar menghemat bahan bakar dan waktu
memasak. Sebagai perbandingan, jika menggunakan panci biasa, diperlukan
waktu kurang lebih 30 menit untuk merebus daging merah. Sedangkan dengan
panci tekanan tinggi, untuk merebus daging merah hanya diperlukan waktu
lebih kurang 15 menit.
- Jika
Anda memiliki mesin pencuci piring (dishwasher), sebaiknya tunggu hingga
dishwasher terisi penuh. Bila mencuci hanya sedikit, selain boros energi listrik,
juga boros pemakaian air.
- Usahakanlah
menghindari peletakan lemari pendingin berdekatan dengan kompor dan oven. Karena
perbedaan temperatur yang ekstrim dapat mengurangi efesiensi kerja setiap
alat sehingga daya yang dibutuhkan akan lebih besar. Hindarkan juga lemari
pendingin dari cahaya matahari langsung. Namun apabila ruang tak memadai,
usahan ada jarak untuk sirkulasi udara. Apabila memungkinkan, pasanglah
exhaust fan untuk sirkulasinya.
- Pastikan
kulkas tidak penuh sesak oleh makanan. Karena dapat
menyebabkannya lemari pendingin bekerja lebih keras sehingga daya
listriknya juga akan boros. dan biasakanlah untuk tidak terlalu sering
membuka-tutup pintu lemari pendingin. Hal ini berpengaruh pada pemakaian
energi listrik yang mengharuskan ia bekerja lebih keras untuk mendinginkan
kembali temperatur di dalam lemari es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar